Teori Organisasi Umum 2 : Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
TUGAS SOFTSKILL KE-4
MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2
1. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup
Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup
Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung
ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki
penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup
Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu :
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan,
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis
individu (bukan perusahaan),
c. Keuntungan perusahaan,
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan,
e. Pendapatan sewa.
2. Model Analisis dengan Variabel Investasi dan Tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan
adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang
lebih banyak lagi. Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel
investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan
mesin dan pabrik. Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek
sebagai berikut, yaitu :
a. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan
defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya,
b. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan
sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan
Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah,
c. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau
pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang
yang beredar,
d. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau
pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
3. Multiplier (Angka Pengganda)
Multiplier
atau angka pengganda adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan
variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka
yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan
mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar dan sebalikanya.
Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier.
4. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Pengangguran
Inflasi adalah gejala yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Tingkat inflasi yang terjadi
dalam suatu negara merupakan salah satu tolak ukur baik buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Ada tiga jenis inflasi yaitu:
a. inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation),
b. inflasi desakan biaya (cost-push inflation),
c. inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Tingkat inflasi untuk negara antara lain :
a. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi
yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun,
b. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen
dikatakan tingkat inflasi yang rendah,
c. Tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10
persen dikatakan inflasi yang tinggi.
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya
permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik
maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi
permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah
tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan
output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya
harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang.
5. Pengertian Uang
Menurut A.C.Pigou, uang adalah alat tukar. Sebelum adanya
uang, pembayaran atau transaksi jual beli dilakukan dengan cara barter, yaitu
barang ditukar dengan barang secara langsung. Pada saat ini, uang merupakan
alat tukar dan alat pembayaran yang sah.
6. Teori Uang dan Motif memegang Uang
a. Teori Uang
Teori mengenai uang adalah sebagai berikut :
·
Teori Kuantitas (David Ricardo)
Teori kuantitas menyatakan bahwa perubahan nilai uang disebabkan oleh
perubahan jumlah uang yang berbeda. Semakin banyak uang yang beredar, maka
harga barang semakin tinggi. Dalam teori kuantitas tidak memerhatikan faktor
kecepatan peredaran uang. Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo. Persamaan
teori kuatitas dapat ditulis seperti berikut ini :
M = k.P
Dimana:
M : jumlah uang
beredar
k : konstanta
P : harga barang
·
Teori Kuantitas (Irving Fisher)
Teori ini
menyatakan bahwa nilai uang dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar,
kecepatan peredaran uang, dan jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan. Persamaan teori kuatitas Irving Fisher dapat
ditulis seperti berikut ini :
M.V = P.T
Dimana:
M : jumlah uang beredar
V :
kecepatan peredaran uang
P :
harga barang
T :
jumlah barang yang diperdagangkan
· Teori Pendapatan (J.M. Keynes)
Teori ini dikemukakan oleh J.M. Keynes. Teori ini sebagai penyempurnaan
teori kuantitatif. Teori pendapatan menyatakan bahwa terdapat tiga motif dalam
memegang uang yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga,
dan motif spekulasi. Persamaan untuk teori pendapatan seperti berikut ini :
M.Vy = Py.Ty
Dimana:
M : jumlah uang yang beredar
Vy : kecepatan peredaran pendapatan uang
P y : harga barang
Ty : jumlah barang
·
Cash and Balance Equation Theory (D.H. Robertson)
Teori
ini dikemukakan oleh D.H. Robertson. Teori ini pada dasarnya sama dengan teori
kuantitas Irving Fisher.
Persamaan teori D.H.Robertson seperti berikut ini :
M = K.P.T
Dimana:
M : jumlah uang yang beredar
K : lama rata-rata persediaan kas
P : harga barang
T : jumlah barang yang diperdagangkan
·
Teori Persediaan
Kas (Alfred Marshal)
Teori
ini lebih memerhatikan hubungan antara jumlah uang dengan pendapatan nasional,
sehingga teori ini disebut teori persediaan kas. Persamaan teorinya adalah :
M
= K.P.Y
Dimana:
M : jumlah uang beredar
K : konstanta
P : harga barang
Y : pendapatan
b. Motif Memegang Uang
Motif manusia memegang uang yaitu sebagai berikut :
· Untuk kebutuhan Transaksi,
· Untuk Berjaga-Jaga,
· Untuk Mendapatkan
Keuntungan / Berinvestasi.
7. Bank Sentral dan Bank
Umum
a. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan
Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran
uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan,
menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah
dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh
bank yang ada di Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan
berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi
kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing /
valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang
berharga.
8. Kebijaksanaan Moneter
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral
atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen
sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta
asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat
diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan
moneter dapat digolongkan menjadi dua, Kebijakan Moneter
Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
dan Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary
Contractive Policy). Kebijakan moneter dapat dilakukan
dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu :
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market
Operation),
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate),
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve
Requirement Ratio),
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion).
Referensi :
0 komentar: